Hilangnya Banyak Insan Dilautan Yang Luas
Hai.. aku Rendra , aku memiliki seorang sahabat yang bernama Juna , Dipta , Renjana , Eric , Kelvin , dan Eliot. Mereka sangat menyayangiku, bahkan aku menganggapnya lebih, sudah seperti saudaraku sendiri.
Disuatu saat kami berkumpul dirumahku, untuk merayakan keberhasilan kami dalam melaksanakan ujian disekolah. Kami sedang duduk dibangku kelas 12 yang sebentar lagi juga lulus kann..??. Yaa kami berjanji bahwa bersama untuk selama - lamanya. Bahkan kami berpikiran untuk membangun rumah yang berdempetan di sebuah komplek agar tetap bertemu.
"Berjanjilah untuk selama - lamanya bersama terus ya!!, Aku merasa aman sekali jika bersama kalian terus menerus" Ujar Dipta
"Iya kita pasti bersama terus!!, Itu akan mengasyikan jika kita bersama hingga tua nanti" Ujarku
"Bagaimana jika kita pergi berlibur ke Lautan yang luass sekali? Atau kepantai saja?" Ujar Juna
"Ide bagus!! Bagaimana jika kita pergi besok lusa saja??, Karena kan besok kita ada jadwal mengambil hasil ujian kann??" Ujarku
"Yaa itu ide bagus!!, Sebaiknya kita hari ini nonton film sajaa, itu akan seru sekali!!, Apalagi sambil makan pop corn"
Ujar Eric
"Baiklah aku akan memasak Pop Corn nya dulu ya, kalian nonton saja duluan. Eh iya jagungnya disebelah mana Rendra??" Ujar Eliot
"Jagung nya ada disamping kulkas, kamu cari saja. Pasti ada kok!!" Ujarku
"Baiklah kalian nonton saja dulu yaa!! , Aku akan membuat Pop Corn nya dulu!!" Ujar Eliot sambil berjalan ke arah dapur"
Mereka semua menonton Netflix yang bergenre horor.
Saat Eliot selesai memasak Pop Corn, ia langsung menuju kearah sahabatnya itu untuk menonton film juga.
Sesi menonton film sudah selesai, mereka semua akhirnya pulang kerumahnya masing masing. Rendra langsung saja membersihkan kekacauan dirumahnya. Saat sudah selesai Rendra langsung pergi ke kamarnya dan langsung merebahkan badannya dikasur dan langsung tidur lelap sekali.
Keesokan harinya, pada pukul 06.00 Rendra bangun dari tidurnya dan menunggu sahabat sahabat nya. Pada pukul 08.23 Rendra langsung bergegas untuk pergi ke sekolah dan mengambil hasil ujian nya. Tentunya bersama 6 orang sahabatnya. 6 orang sahabat nya itu sudah datang dari jam 07.00 dirumahnya Rendra.
"Kalian kenapa pagi sekali datangnya, tapi tak apa. Mari berangkat, kita sudah telat, pengambilannya kan pukul 09.00" Ujarku
"Semakin pagi semakin baik, yasudah ayo cepat pergi!!, Ini sudah jam berapa" Ujar Juna
Mereka sampai disekolah mereka. Yang langsung menunggu giliran untuk mengambil hasil ujian mereka. Mereka semua sudah selesai mengambil hasil ujian mereka dan segera pulang.
Keesokan harinya pada pukul 08.00 mereka pergi berkumpul kerumah Rendra. Yang kebetulan rumah Rendra dekat dengan daerah pantai. Mereka berangkat dengan perasaan senang sekali. Akan tetapi naas nya, mereka tidak melihat laporan cuaca di televisi dan di handphone mereka.
Jadi mereka semua tidak mengetahui bahwa akan ada apa saja yang terjadi pada mereka semua.
Saat mereka sampai di pantai, mereka senang sekali , mereka bermain air, bermain seluncuran, ada juga yang meminum air kelapa. Rendra dan 6 orang temannya bermain air bersama, pada saat bermain air di daerah bibir pantai mereka tanpa sadar melihat adanya ombak besar yang akan datang. Mereka bersantai-santai saja sambil main air. Hanya Rendra saja yang melihat, dan akhirnya Rendra berlari dan juga berteriak kepada sahabat-sahabatnya agar segera menjauh dari kawasan pantai. Akan tetapi naasnya 6 orang tersebut hanyut terbawa ombak yang ganas sekali. Rendra hanya pasrah dan menangis dititik itu juga. Ia segera menelepon Tim Sar agar teman-temannya cepat diselamatkan. Saat Tim Sar datang ia langsung membicarakan tentang kejadian pada saat itu sambil menangis tersedu-sedu. Tim Sar mulai mencari 6 orang tersebut. Dan Rendra segera disuruh pulang oleh Tim Sar dan diantarkan oleh pihak Tim Sar tersebut.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, namun 6 orang sahabat nya itu tidak juga ditemukan. Ia selalu menangis dikamar sambil mengingat apa saja yang telah mereka lakukan selama ini. Bersenang-senang bersama, bahkan jika mereka bersedih juga bersama sama. Rendra selalu mengurung diri didalam kamar sambil berkata.
"Pergi ber tujuh, dan mengapa tinggal aku sendiri"
Ia mengulang ngulang perkataannya pada saat ia mengurung diri dikamar. Akan tetapi kini keadaannya sudah berubah. Rendra lebih mengikhlaskan kepergian sahabatnya itu. Ia berjanji agar lebih belajar mengikhlaskan dan akan menjalani hidup baru dengan lembaran baru dan juga teman teman baru